Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un -Telah Wafat KH Sahal Mahfuzh Kajen Pati Jawa Tengah (Rois 'Aam PBNU dan Ketua Umum MUI- lahul fatihah

Jumat, 23 Januari 2009

AL-HIKAM ; PANDUAN MENUJU MA'RIFAT YANG BENAR


Al-Hikam karya Syaikh Ibnu ‘Athaillah As-Sukandari Asy-Syadzili q.s. adalah salah satu panduan filosofis untuk meluruskan dan meneguhkan keimanan.

Syaikh Ibnu ‘Athaillah q.s. penulisnya adalah pengikut thariqah syadziliyyah. Beliau merupakan salah seorang murid dan mursyid syadziliyyah terbesar. Sebagai seorang yang mencapai derajat tinggi dalam perjalanan spiritual, beliau tidak dikenal dengan berbagai macam karamah yang berbentuk keanehan-keanehan. Karamah beliau yang paling jelas adalah keistiqamahan beliau serta hikmah-hikmah yang beliau sampaikan.

Walaupun berasal dari keluarga syadziliyyah, Al-Hikam diakui dan dipergunakan secara umum oleh para penempuh jalan spiritual dari thariqah yang mana pun. Bahkan, bisa dikatakan bahwa pada saat ini, Al-Hikam adalah salah satu panduan dan rujukan utama. Kitab ini dipandang sebagai rujukan yang amat luar biasa manfaat dan menggerakkannya untuk mensucikan diri meraih tauhid yang hakiki.

Kitab ini mengajarkan ma’rifat. Dengan demikian kitab ini berada pada wilayah hati. Kitab ini cenderung berada di wilayah hakikat. Oleh karenanya, janganlah kitab ini dibawa ke wilayah syari’at.

Kitab ini tidak dipergunakan oleh para pemula. Para sufi mempergunakan kitab ini untuk panduan para murid lanjutan.

Untuk memahami kitab ini dengan baik memerlukan pemahaman pendahuluan. Selain itu memerlukan pula guru yang memang memahami dan mengamalkannya.

Banyak ungkapan hikmah dalam kitab ini yang tidak boleh dipahami leterlek tekstual. Ungkapan-ungkapannya harus dipahami dengan perenungan dan kedalaman hati. Keinsafan sebagai hamba yang penuh dengan kekurangan adalah titik awal pemberangkatan yang harus dimiliki oleh para pembaca, pengajar, pelajar dan pengamalnya. Tanpa keinsafan itu, ada kemungkinan banyak ungkapan dalam kitab ini yang akan disalahpahami.

Sebagai kelengkapan untuyk memahaminya, banyak penjelasan (syarh) yang telah ditulis para ulama untuk kitab ini. Di antara syarh itu adalah :
  • Goisul mawahibil ‘aliyyah karya syaikh Muhammad bin Ibrahim An-Nifzi Ar-Rindi q.s.

  • Iqazul himam karya syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Hasani q.s.

  • Syarh Al-Hikam karya syaikh ‘Abdullah bin Hijazi Asy-Syarqawi

Beberapa penjelasan dan terjemah bahasa Indonesia sudah ada pula. Namun, saya belum menemukan penjelasan dan terjemah yang baik, selain karya Syaikh Muhibbuddin Waliy. Beberapa terjemah saya temukan tidak sesuai dengan aslinya. Ada reduksi sesuai dengan kehendak atau pemahaman sang penterjemah.

Untuk itu, saat ini dianjurkan betul untuk merujuk pada kitab aslinya dengan guru yang benar. Bila mempergunakan terjemah dan penjelasan bahasa Indonesia pergunakanlah karya Syaikh Muhibbuddin Waliy.
Selengkapnya...

Sabtu, 10 Januari 2009

MINHAJUL ' ABIDIN ; Kurikulum Spiritual Menuju Hamba Sejati Dengan Ibadah Yang Hakiki


Minhajul ‘abidin adalah salah satu karya Imam Al-Ghazali q.s. yang terakhir. Kitab ini diriwayatkan dengan cara didiktekan dari Imam Al-Ghazali q.s. kepada murid beliau Syaikh ‘Abdul Malik bin ‘Abdullah.

Kitab ini merupakan kelengkapan dari kitab-kitab Imam Al-Ghazali yang lain, terutama kitab Ihya Ulumiddin. Kitab Ihya Ulumiddin menyajikan teori dan konsep hidup yang baik dan benar dalam segala aspeknya, kitab Minhajul ‘Abidin menyajikan secara sistematis kurikulum yang ditempuh dalam pendidikan dan perjalanan spiritual sebagai upaya menjadi hamba yang baik dan benar sehingga mendapat ridho Allah SWT.

Minhajul ‘Abidin menyajikan tujuh tingkat (aqobah) yang harus ditempuh bagi orang yang ingin mendapatkan ridho dan ampunan Allah SWT. Aqobah tersebut adalah :
  • Aqobatul ‘ilmi wal ma’rifat (menuntut ilmu)

  • Aqobatut taubah (bertaubat – menyadari kesalahan, memohon ampun dan memperbaiki diri)

  • Aqobatul ‘awaiq (halangan dan rintangan)

  • Aqobatul ‘awarid (godaan)

  • Aqobatul bawa’is (dorongan dan motivasi)

  • Aqobatul qowadih (celaan)

  • Aqobatul hamdi wasy syukri (puji dan syukur)

Pada Minhajul ‘Abidin ini, Imam Al-Ghazali q.s. menyajikan apa masalah yang dihadapi pada setiap tingkat serta terapi dan solusi yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
Ketujuh aqobah ini adalah kondisi umum yang dilewati oleh setiap penempuh jalan spiritual (suluk) menuju ridho Allah SWT. Siapa pun yang berhasil menyelesaikannya, maka ia akan menjadi hamba yang terpilih yang akan dirahmati dengan berbagai kemuliaan (karamah) dari Allah SWT.

Pada akhir kitab ini, Imam Al-Ghazali q.s. menuliskan 40 karamah yang Allah berikan bagi yang menyelesaikan kurikulum spiritual ini. 40 karamah ini bukan seluruhnya, namun Imam Al-Ghazali q.s. katakan sebagai yang beliau hitung dan tuliskan di Minhajul ‘Abidin saja. Dari 40 karamah ini, yang 20 diberikan saat di dunia dan yang 20 lagi diberikan setelah meninggalkan dunia.

Karomah-karomah tersebut tidak disajikan Imam Al-Ghazali q.s. sebagai kisah orang yang telah sampai, namun disajikan sebagai janji Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadis Rasulullah Muhammad s.a.w. Keanehan-keanehan kisah para wali akan ditemukan dalilnya di sini.

Dengan panduan Minhajul ‘Abidin ini, para penempuh jalan spiritual akan menemukan kejelasan proses yang harus dihadapi dan dijalaninya. Insya Allah, dengan panduan kitab ini anda akan berhasil menyelesaikan pendidikan dan perjalanan spiritual anda. Bagi para guru, inilah pedoman pendidikan murid-murid anda, bila anda ingin mendidik murid menjadi bertaqwa kepada Allah SWT.

Selengkapnya...